Sakralitas Pilkada

Baca Juga

Belas kasih pemimpin tidak hendak mengatakan bahwa rakyat warga tidak bisa cari makan sendiri. Lalu, dalam arti apa?

Tindakan ‘belas kasih’ adalah sikap yang digerakan oleh luka dan derita orang lain. ‘Belas kasih’ merupakan reaksi pertama setelah empati.

Di sini, belas kasih sedikit berbeda dengan ‘kasih’ yang sifatnya lebih umum dan subjektif, artinya tidak dipengaruhi oleh luka atau derita dari luar.

‘Belas kasih’ sosial telah dibahasakan ulang oleh Yohanes Paulus II dalam ensiklik Solicitude Rei Sosialis (1987) dengan penggalan: “…pilihan mengasihi kaum miskin” (optionem pauperum et amorem potiorem erga eos). Pilihan mengasihi kaum miskin tidak berarti ‘lebih mengasihi yang miskin dibandingkan yang kaya’.

Istilah ‘pilihan’ mengandung konsekuensi untuk lebih ‘berpihak’ kepada mereka yang selalu menjadi korban dari sistem yang buruk dan korup.

Seruan ini, karena itu, tepat ditujukan untuk para pemimpin masyarakat (pemerintah) yang de facto memiliki mandat menentukan kebijakan dan wewenang atas hidup rakyatnya.

Masih terkait politik belas kasih, Albert Nolan OP, seorang teolog penting dari Afrika Selatan, mengupas secara menarik perihal ‘amarah’ Tuhan Allah yang ‘mahabelaskasih’ itu. Apakah amarah bisa sekaligus memuat belas kasih?

Bagi Nolan, Kitab Suci umat Kristiani mengisahkan banyak sekali amarah dan murka Allah. Ia murka kepada Mesir yang menindas, Ia murka kepada bangsawan Israel di zaman Amos yang munafik di depan altar karena memeras dan merampas hak orang miskin, atau Yesus yang murka kepada aktivitas pasar penuh tipu-tapu di depan Bait Allah.

Kita butuh sosok yang bisa bertindak seperti Tuhan Allah: naik pitam karena belas kasih. Ia murka jika orang yang dipercaya melakukan serong.

Singkatnya, di hadapan kinerja aparat pemerintahnya yang seyogyanya mengabdi masyarakat, seorang kepala daerah harus punya sikap tegas, bila perlu menegur atau memberhentikan rekan kerjanya.

Di beberapa daerah, misalnya di Jakarta, hal ini tidak asing. Dan, itu baru namanya belas kasih: tidak tahan melihat warga ditindas dan dicekik sistem politik yang mana ia bisa meng-handle-nya.    

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini