
Ruteng, Floresa.co – Pernyataan AKBP M Ischaq Said, Kapolres Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menyamakan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dengan anak yatim piatu dinilai tidak masuk akal.
Para wartawan yang tergabung dalam wadah Aliansi Wartawan Manggarai (Awam) menyatakan, pernyataan Kapolres Ischaq sangatlah konyol.
Pernyataan Kapolres Ischaq disampaikan saat diwawancarai wartawan Selasa awal pekan ini terkait dugaan gratifikasi mobil Pajero Sport senilai Rp 400 juta oleh Pemkab Manggarai Timur (Matim) kepada Polres Manggarai, berhubung mobil itu diberikan saat Polres sedang menangani kasus dugaan korupsi Rp 21 Miliar dana APBD 2012 Matim.
Di depan awak media, Kapolres menyebutkan, pemberian mobil tersebut sah secara aturan. Bahkan, ia mencontohkan institusi besar Polri seperti anak yatim piatu yang berhak mendapatkan hibah dari dana APBD.
Kapolres juga mengatakan, wartawan seharusnya menanyakan pemberian mobil itu di Pemkab Matim, bukan di Polres Manggarai sebagai penerima.
“Logikanya gini, kalau bapak beri uang ke anak yatim, pasti yang ditanya bukan kepada anak yatim, melainkan kepada si pemberi,” ujar Ischaq seperti dikutip dalam pernyataan sikap Awam yang berunjuk rasa di Ruteng, hari ini, Sabtu (29/12/14).
Saat wawancara, Kapolres Ischaq yang baru dua bulan menjabat sebagai pimpinan Polres Manggarai itu juga menunjukan arogansinya dengan menuding wartawan telah disuap dan dibayar. Ischaq bahkan mendikte wartawan dan menyebut pemberitaan mobil Pajero itu merupakan berita titipan dan kacangan.
Selain itu, ia juga membuka resleting celana di depan wartawan sambil menirukan bagaimana pola dia menangani barang bukti Miras saat masih bertugas di Sumba dengan mengencingi cerigen-cerigen Miras agar tidak diminum anak buahnya.
“Berdasarkan hasil wawancara kami bahwa pemberian mobil itu atas proposal Polres Manggarai. Makanya kami datang Selasa lalu untuk menanyakan kepada Kapolres, apakah benar ada proposal itu. Kalau uang itu dialokasikan ke pembangunan lain seperti irigasi, jalan, dan lain-lain pasti akan lebih bermanfaat ketimbang diberikan untuk polisi,” kata Jo Kenaru, Ketua Awam saat berorasi.
Sementara terkait tingkah Kapolres yang membuka resleting, mereka menyebut hal itu kekanak-kanakan.