Konflik Pasca Pilkada

Baca Juga

Politik memang mahal, tetapi uang bukan jalan satu-satunya cara untuk mempengaruhi sikap pemilih.

Figur adalah hal utama yang menentukan sikap pemilih. Banyak contoh  pemimpin di dunia yang menang bukan karena faktor uang.

Misalnya, Nelson Mandela. Ia dipilih oleh masyarakat Afrika Selatan, lantaran figur yang mumpuni, bukan karena dia mempunyai harta yang berlimpah.

Presiden Joko Widodo punya cerita serupa. Meski datang dari Solo, Jawa Tengah pada 2012 untuk bertarung menjadi gubernur di DKI Jakarta, namun, pesonanya mampu membawa ia ke kursi gubernur.

Saat maju dalam Pilpres 2014, ia pun sukses mengalahkan pesaingnya Prabowo Subianto.

Hal yang hampir sama juga terjadi dengan figur seperti Tri Rismaharini, walikota Surabaya yang dalam Pilkada tahun ini, menang dengan raihan suara menakjubkan, 86.22 persen.

Poltik uang (money politic) adalah cerminan rendahnya kualitas figur. Lantas, uang menjadi satunya-satunya daya tawar politik. Suara rakyat diperjualbelikan dengan uang. Demokrasi yang hakiki pun sudah kehilangan arah.

Jika biaya yang dikeluarkan itu tak sepadan dengan hasil yang diharapkan, pihak penyelenggara kemudian yang disalahkan.

Sebagai buntut dari semua itu adalah konflik. Pihak yang merasa kalah mulai mengumpulkan massa untuk berbuat hal yang tidak wajar, misalnya membakar gedung KPU.

Konflik seperti ini tentu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Lembaga penegak hukum sebagai representasi negara harus bergerak cepat.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini