Surat Gembala Uskup Ruteng Singgung Soal Pilkada

Baca Juga

Injil tidak henti-hentinya mengisahkan belas kasih ilahi yang menjiwai seluruh hidup dan pelayanan Yesus. Ketika melihat banyak orang yang letih, telantar dan sesat, hati Yesus tergerak oleh belas kasihan kepada mereka (bdk. Mat 9:36). Terdorong oleh api cinta penuh belas kasih, Yesus menyembuhkan orang sakit (bdk. Mat 14:14), dan memberikan makan orang banyak yang kelaparan (bdk. Mat 15:37). Tergerak oleh hati yang penuh belas kasih terhadap kesedihan dan penderitaan mendalam sang janda dari Nain, Yesus membangkitkan putra tunggalnya (Luk 7:15). Juga perumpamaan-perumpamaan Yesus seperti anak yang hilang (Luk 15:1-32), domba yang hilang, dan dirham yang hilan, mengungkapkan kerahiman Allah yang melampaui dosa manusia sekaligus menampilkan wajah Allah yang penuh sukacita ketika Dia memberikan pengampunan.

Pesan gembira injil tentang kerahiman ilahi ini perlu kita kumandangkan dewasa ini, terlebih-lebih dalam kerapuhan hidup kita manusia yang penuh dosa, dan dalam situasi dunia yang masih dilanda oleh racun kebencian, kekejaman dan kekerasan. Paus Fransiskus mengajak kita dalam tahun Yubileum Agung Kerahiman Ilahi ini untuk “mempercayakan Gereja, segenap umat manusia, dan seluruh alam semesta kepada Tuhan Yesus Kristus, sambil memohon kepadaNya supaya mencurahkan kerahimanNya atas kita ibarat embun pagi, sehingga semua orang dapat bekerja sama membangun masa depan yang lebih cerah…. sehingga kita dapat menyapa setiap orang dengan membawa kebaikan dan kasih Allah” (Nr. 5).

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini