Konflik Tapal Batas Manggarai Timur dan Ngada Kembali Mencuat

Baca Juga

perbatasan Ngada-Manggarai TimurBorong, Floresa.co – Silang pendapat terkait perbatasan kabupaten Manggarai Timur dan Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali mencuat.

Konflik kali ini terjadi antara warga Desa Golo Lijun, Kecamatan Elar, Manggarai Timur dengan Desa Sambi Nasi Barat, Kecamatan Riung, Ngada.

Informasi yang dihimpun Floresa, konflik mencuat setelah masyarakat Buntal tepatnya di Dusun Bawe, Desa Golo Lijun menolak dengan keras proyek Irigasi Bensur untuk Desa Sambi Nasi Barat, Kecamatan Riung, Ngada yang akan melewati wilayah mereka.

Proyek ini merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) untuk Desa Sambi Nasi Barat.

Masyarakat dan pemerintah desa Golo Lijun menilai, pembangunan irigasi itu tidak tepat dan sudah melanggar ketentuan, dimana lokasi proyek sudah masuk wilayah administrasi pemerintah Manggarai Timur, karena sumber Kali Wae Kala Bilang dan Irigasi Bensur  ada di wilayah Dusun Bawe, Desa Golo Liju.

Meskipun Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengunjungi wilayah ini tahun lalu, namun kedua desa tersebut masih bersitegang karena persoalanya tak kunjung usai.

Kepala desa Golo Lijun, Jemarang mengatakan kepada para wartawan, Jumat (13/6/2014) lalu, pada 22 Mei lalu, seorang kontraktor atas nama Heri Mane mendatangi rumahnya, meminta material pasir untuk pembanguan irigasi tersebut.

Namun pada hari itu juga, masyarakat dan pemerintah desa menolak dengan keras. Dua hari sesudahnya, wakil dari PNPM Desa Sambi Nasi Barat mendatangi rumah Jemarang, namun ia tetap menolak dengan keras.

Pada 26 Mei, Kades Golo Lijun bersama para kaur, linmas dan PPL pendamping mendatangi lokasi kali Wae Kala Bilang.

Di sana, ternyata sudah terkumpul material berupa pasir, batu dan pembukaan jalan masuk untuk memulai pembangunan irigasi. Sementara  peletakan batu pertama belum ada.

Terkini