Proyek Pembukaan Jalan Baru di Golo Lobos, Matim, Tak Tuntas

Baca Juga

Proyek jalan baru di Golo Lobos, Kecamatan Borong, Manggarai Timur (Foto :Ario Jempau)
Proyek jalan baru di Golo Lobos, Kecamatan Borong, Manggarai Timur , dikerjakan tak tuntas (Foto :Ario Jempau)

Borong, Floresa.co – Sejumlah warga kampung Mbeling, Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluh soal tidak tuntasnya proyek perbaikan jalan di Golo Lobos, sekitar 3 kilometer dari Kampung Mbeling-Rehes, Borong.

Golo Lobos merupakan titik yang menghubungi daerah kecamatan Borong bagian selatan yang terdiri dari kampung Mbeling, Paka, Warat, Kembur, Peot dan Borong, dengan daerah kecamatan Borong bagian utara yang terdiri dari Ratung, Lelak, Ntangis, Nceang dan Waling.

Golo Lobos juga merupakan tempat galian pasir yang letaknya di ketinggian. Di sebelah kanan jalan – bila rute perjalanan ke arah utara – terdapat jurang yang cukup dalam. Di dalam jurang tersebut terdapat bebatuan dan ditumbuhi berbagai pohon liar dan beberapa pohon kemiri milik warga kampung Rehes dan Ratung.

Proyek pembukaan jalan baru di Golo Lobos ini merupakan jalur baru untuk menghubungkan bagian utara Kecamatan Borong dengan bagian selatannya. Sebelumnya, jalur penghubung antara dua wilayah tersebut memutar terlalu jauh. Akhinya, dibuat jalur alternatif melalui Golo Lobos. Sayangnya, proyek ini tak dikerjakan tuntas.

Warga yang ditemui Floresa.co pada Kamis, (22/7/2015), semua mengaku kecewa dengan proyek pembukaan jalan di Golo Lobos ini. Kekecewaan mereka lantaran proyek tersebut selain membuang banyak anggaran juga justru memperparah kondisi jalan di Golo Lobos.

Kanis Hibun misalnya, menuturkan bahwa proyek tersebut sangat mempersulit arus lalu lintas. Pengguna kendaraan bermotor harus ekstra hati-hati agar tidak terpeleset.

“Sejumlah masyarakat yang melewati jalan tersebut sangat kesulitan melewati jalan di Golo Lobos itu. Kalau musim hujan, kondisinya lebih parah, karena berlumpur. Pengendara baik mobil maupun sepeda motor harus lebih berhati-hati”, tutur Kanis.

Warga lain, Asfram Anjelo juga mengungkapkan hal yang sama. Ia menilai bahwa proyek tersebut merupakan potret kegagalan dan ketidakpedulian pemda Matim akan kebutuhan masyarakat Matim seluruhnya dan kecamatan Borong khususnya.

“Proyek tersebut tepat bila dikatakan perbaikan yang merusakkan”, ujar Asfram.

Dikatakan perbaikan yang merusakkan, demikian Afram, pasalnya proyek jalan Golo Lobos tersebut merupakan usaha untuk mempermudah akses ke wilayah bagian utara kecamatan Borong, yaitu ke Kampung Waling, Tilir dan kampung-kampung sekitarnya. Tetapi, ketika proyek tersebut tidak dikerjakan secara tuntas, lanjut Asfram, sudah pasti, proyek tersebut tidak mendatangkan peningkatan kualitas jalan, malah memperparah keadaan.

“Pemda Matim harus mengecek kembali soal proyek tersebut, jangan sampai ada yang tidak beres”, tutupnya.

Sementara itu, salah seorang warga yang ditemui Floresa.co di tempat proyek tersebut yang tidak ingin disebutkan namanya demi keamanan dirinya mengungkapkan kejanggalan dalam proyek tersebut.

“Setahu saya, tidak diberikan ganti rugi kepada pemilik lahan yang dijadikan lahan proyek tersebut”,ujarnya.

Padahal, sebelum digusur, di atas tempat tersebut, menurutnya, terdapat beberapa pohon komoditi.

“Di sini sebelumnya terdapat 4 pohon cengkeh yang cukup berumur, tapi belum berbuah dan belum terhitung yang masih kecil. Selain itu, ada beberapa pohon kemiri.”, tuturnya.

Selain itu, sumber itu juga menunjukan beberapa sumber mata air yang tumbuh pas di tengah badan jalan yang baru di buka tersebut. Air yang keluar membuat badan jalan basah dan becek. Keadaan yang demikian membuat pengendara sepeda motor dan mobil tidak bisa menggunakan jalan baru tersebut. Mereka pun terpaksa kembali ke jalur yang lama.

“Pembukaan jalan ini bisa dikatakan tidak bisa mendatangkan manfaat”, tutupnya. ( Yulianus Ario Jempau/PTD/Floresa)

Terkini