Labuan Bajo, Floresa.co – Pertemuan antara aktivis tolak privatisasi Pantai Pede dengan perwakilan dari PT Sarana Investama Manggabar (PT SIM) yang difasilitasi Penjabat Bupati Manggarai Barat, Tini Tadeus di Labuan Bajo, Jumat (9/10/2015) diwarnai aksi walk out dari para aktivis.
Akibat aksi keluar ruangan ini, PT SIM pun tak sempat memaparkan rencananya untuk mengelola Pantai Pede.
BACA Juga: Tegas Tolak Privatisasi, Elemen Sipil Kecam Tini Tadeus dan “Walk Out” dari Ruang Rapat
Tadeus mengatakan, dalam kesempatan itu, PT SIM sebenarnya ingin menyampaikan beberapa hal terkait proyeknya di Pantai Pede.
“Kemarin investor mau presentasikan keinginan dia untuk bangun sesuatu di tempat itu (Pantai Pede),” ujar Tadeus kepada Floresa.co, Sabtu (10/10/2015).
Menurutnya, PT SIM hendak mengelola Pantai Pede dalam empat segmen.
Pertama, membuka hotel VIP. “Itu di ujungnya, agak ke selatan tempat itu. Dia bangun semacam villa VIP,” katanya.
Kedua, di samping hotel VIP itu, PT SIM berencana membangun hotel kelas melati.
“Kalau orang cape bermain di tempat itu, bisa tidur di tempat itu dengan harga-harga kelas melati,” jelas Tadeus.
Ketiga, dibangun tempat rekreasi.
“Setengah dari tempat itu (Pantai Pede) dibangun untuk tempat rekreasi. Ada tempat bermain cacinya, tempat bermain bola, voli,” ungkap Tadeus.
Keempat, pusat bisnis. Di Pantai Pede, PT SIM, kata dia juga akan bangun sejumlah fasilitas bisnis, seperti tempat kuliner dan tempat jualan souvenir.
“Souvenirnya itu bukan punya dia (PT SIM), tapi yang dimiliki masyarakat Manggarai Barat. Tempatnya dia buat,” ujarnya.
Tini mengatakan, PT SIM ingin menjadikan Pantai Pede layaknya Pantai Ancol di Jakarta.
“Mirip-mirip seperti itu. Tetap substansinya tempat rekreasi,” ujarnya.
Tini mengatakan, PT SIM juga berniat tidak memungut karcis untuk masuk ke Pantai Pede.
“Waktu dia ketemu saya, dia bilang, dia tidak mau mengambil tarif karcis untuk masuk tempat itu. Kalau tidak mau, itu diambil oleh pemerintah daerah. Dia hanya ambil karcis parkirnya. Dia bilang sebebas-bebasnya orang masuk ke situ, siapa saja silakan. Kalau memanfatkan alat-alat di dalam tempat itu, itu yang dia sewakan, misalnya parkirnya,” ujar Tini.
Hingga kini, elemen masyarakat di Labuan Bajo terus menentang rencana pengelolaan Pantai Pede oleh PT SIM.
Para aktivis menilai Pantai Pede merupakan satu-satunya pantai di sekitar Labuan Bajo yang masih bisa diakses bebas oleh masyarakat.
Area pantai lainnya, kata mereka, sudah dikapling oleh investor. (Sirilus Ladur/Petrus D/PTD/Floresa)