Kasus JIS, Saksi Sebut Terdakwa Disiksa Aparat Polda Metro Jaya

Baca Juga

Tim kuasa hukum Zainal Abidin Bin Subrata
Tim kuasa hukum Zainal Abidin Bin Subrata

Floresa.co – Proses hukum kasus kekerasan seksual di Jakarta International School (JIS) yang terjadi Maret lalu masih berlanjut. Pada Rabu (1/10/14) kemarin, berlangsung sidang pengambilan keterangan saksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Dalam sidang tersebut Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan tiga (3) orang saksi, masing-masing, MJG (nenek korban), David (karyawan JIS sebagai Operations Manager Risk Management yang bertugas membawahi kemanan) dan Hasan Basri dari perusahan Outsourching Integrated Service Solution (ISS) yang menjabat sebagai supervisor untuk mengawasi karyawan yang ada di daerah Cilandak.

David, dalam keterangannya, menyebut Zainal Abin Bin Subrata salah seorang terdakwa mengalami penyiksaan, perlakuan kasar hingga muka lebam atau bengkak sewaktu pemeriksaan di Polda Metro jaya.

Selain menyebutkan perlakuan kasar oleh Polda Metro Jaya, Hasan Basri, dalam keterangannya menyatakan, tidaklah mungkin karyawannya melakukan perbuatan cabul secara bersama-sama seperti yang didakwakan oleh JPU. Sebab, kata dia, Zainal yang berprofesi sebagai Cleaning Service di JIS saat itu hanya seorang diri di toilet.

Dalam kesaksiannya MJG, ia mengatakan, korban MAK tidak pernah menunjuk Zainal, baik pada 31 foto terkait prilaku sodomi maupun 11 foto-foto yang dibawa oleh David pada hari berikutnya. Hal ini pun diamini oleh David yang menyaksikan pada saat MAK menunjukan foto-foto pelaku sodomi.

Kepada Floresa, Kamis (2/10/14) sore, Yohanes Tangur, kuasa hukum Zainal menjelaskan, dalam sidang tersebut, ia meminta kliennya itu untuk menceritakan kepada majelis bahwa ia pernah mendapatkan penghargaan Golden Heart Award pada tahun 2012 dari ISS Group atas kejujurannya dalam menemukan sebuah HP Blackberry di area JIS Cilandak.

Usai sidang, kata Yohanes, pihaknya bersama kelima terdakwa, orang tua, keluarga besar menemui para ibu dari perwakilan mulai dari TK hingga SMA di JIS yang dengan rela menunggu sidang selesai.

“Dengan penuh kekeluargaan bahkan sambil menitikkan air mata mereka memberi dukungan moril kepada tim Penasihat Hukum serta kepada orang tua dan keluarga agar tabah dalam menghadapi cobaan,” katanya.

 

Terkini