BerandaREPORTASEPERISTIWA“Sangat Prihatin,” Respons Keuskupan...

“Sangat Prihatin,” Respons Keuskupan Ruteng Terkait Imam yang Bunuh Diri

“Kita menyerahkan jiwa Romo Gregoris Transianus Syukur ke dalam kerahiman ilahi,” kata Keuskupan Ruteng

Floresa.co – Keuskupan Ruteng di Flores menyatakan keprihatinan terhadap peristiwa bunuh diri salah seorang imamnya.

Dalam sebuah pernyataan resmi, Keuskupan menyebut “sangat prihatin dan berduka atas kejadian ini.”

Romo Gregoris Transianus Syukur atau yang biasa dikenal Romo Ansi ditemukan gantung diri di kamarnya di SMA St Klaus Kuwu, yang berada sekitar 7,5 arah barat Ruteng pada hari ini, Kamis pagi, 16 Februari 2023. Ia merupakan kepala sekolah tersebut.

Dalam pernyataan itu yang ditandatangani Romo Alfons Segar, Vikaris Jenderal Keuskupan, ia menjelaskan bahwa “proses visum telah diadakan di RSUD Ruteng.”

“Kita menyerahkan jiwa Romo Gregoris Transianus Syukur ke dalam kerahiman ilahi,” tulis Romo Alfons.

Ia mengatakan, Keuskupan akan merayakan Misa Requiem pada hari ini, pukul 18.00 Wita di Kapela Unio St. Klaus Kuwu dan Misa Penguburan pada Jumat esok, pukul 09.00 Wita.

“Setelah Misa dilanjutkan dengan upacara pemakaman di tempat pemakaman Unio Kuwu,” tulisnya.

Keuskupan tidak menginformasikan lebih lanjut alasan di balik keputusan imam itu mengakhiri hidup dengan tragis.

Floresa mendapat beberapa fotonya di mana ia terlihat gantung diri di dekat pintu kamar.

Kapolres Manggarai, AKBP Yoce Marten, juga telah mengonfirmasi bahwa kematian imam itu karena bunuh diri.

“Dari hasil pemeriksaan awal dan visum luar oleh dokter, penyebab kematian karena gantung diri. Tidak ditemukan tanda-tanda akibat kekerasan di jenazah korban,” katanya.

Sebelum menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA St. Klaus, Romo Ansi bekerja di Yayasan Persekolahan Umat Katolik Manggarai [Yayasan Sukma], lembaga milik keuskupan yang menaungi sekolah-sekolah Katolik dari tingkat dasar hingga menengah.

Imam ini juga pernah bekerja sebagai dosen di Universitas Katolik Santu Paulus Ruteng ketika kampus itu masih berstatus sebagai sekolah tinggi.

Sementara itu, sejumlah umat yang berbicara dengan Floresa menyatakan kasus ini mesti menjadi pelajaran penting bagi Keuskupan untuk berbenah diri, terutama dalam menangani para imam yang sedang menghadapi masalah.

“Bagaimana bisa imam yang seharusnya menjadi teladan malah menjadi pelaku bunuh diri,” kata sumber itu.

“Ini menjadi makin pelik, tidak saja karena beliau imam, tetapi karena kasus ini terjadi di sekolah, yang tentu berdampak bagi anak-anak sekolah,” kata sumber itu.

Informasi yang diperoleh Floresa, Romo Ansi pernah dipindahtugaskan dari wilayah  Keuskupan Ruteng untuk alasan yang tidak diberitahukan kepada publik.

Ia sempat menjalani masa pemulihan, sebelum kemudian kembali ke Keuskupan Ruteng beberapa tahun lalu dan diberi tugas kembali oleh pimpinan keuskupan.

Bunuh diri imam ini terjadi di tengah peningkatan kasus yang mencemaskan dalam beberapa tahun terakhir di Manggarai Raya, sebutan untuk tiga kabupaten di Flores bagian barat – Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur.

Manggarai Raya masuk dalam wilayah Keuskupan Ruteng, yang saat ini dipimpin oleh Uskup Siprianus Hormat.

Di Manggarai Timur misalnya, selama awal tahun ini terjadi tiga kasus bunuh diri, dengan kasus terakhir pada 25 Januari, di mana seorang murid SMA memilih gantung diri di belakang rumahnya. Korban dalam kasus sebelumnya adalah ibu muda.

Jika Anda merasakan dorongan atau niat bunuh diri, silahkan menghubungi pihak-pihak yang bisa membantu. Salah satunya adalah Kelompok Kasih Insanis (KKI) Peduli Sehat Jiwa NTT, yang bisa dihubungi lewat kontak ini: 085238960323 (Pater Avent Saur SVD).

PUBLIKASI TERKINI

Baca Juga