Kisah Anggota DPRD Kota Kupang Pernah Diusir dari Rumah Gaspar Ehok

Baca Juga

Pertama adalah sebagai pribadi yang sangat cerdas, tegas, berani dan jujur. Kedua adalah pribadi yang sombong atau angkuh. Tentu dua sisi yang kontradiksi. Terutama pandangan ini merasuki benak kaum muda (aktivis) dari berbagai organisasi.

Dalam benak setiap mereka, beliau adalah orang yang sangat angkuh dan sombong termasuk pelit. Meminta untuk ketemu saja sangat sulit diladeni atau bahkan hanya sekedar mendapatkan tegur sapa darinya susah minta ampun.

Dalam berbagai pandangan miring terhadapnya, tak membuat semangat saya ingin bertemu surut. Tetapi justru sebaliknya membuat saya kian jadi penasaran. Pada suatu ketika, saya dipercayakan sebagai panitia seminar mendorong dikukuhkannya I. J. Kasimo sebagai pahlawan nasional.

Saat itu beliau hadir sebagai salah satu peserta seminar dan salah satu pematerinya adalah bapak Daniel Dhakidae. Saya terkejut atas pengakuan secara terbuka dari bapak Daniel Dhakidae pada forum seminar itu. Daniel mengatakan bahwa orang yang ia sangat hormati dan segani di NTT adalah bapak Gaspar Parang Ehok!

“Meskipun beliau tidak menjadi Gubernur! Beliau memang umur 2 tahun di bawah saya tapi saya telah menganggapnya sebagai senior yang saya sangat hormati,” aku Daniel kala itu.

Daniel sungguh sangat menghormati Gaspar Ehok oleh karena sikapnya yang berani. Melalui forum Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA), kisah Daniel saat seminar itu,  Gaspar Ehok pernah meminta PMKRI secara Nasional dibubarkan atas dasar dua hal. Pertama, PMKRI sudah tidak lagi mengikuti spirit awal berdirinya dan kedua, KWI tidak mampu membimbing PMKRI secara benar.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini