Pemkab Manggarai Timur Janji Bantu Warga yang Rumah dan Lahannya Rusak karena Banjir dan Longsor

Ratusan hektar sawah di beberapa kecamatan di Manggarai Timur terendam banjir usai hujan selama beberapa hari

Floresa.co – Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur menyatakan akan membantu warga di wilayah bagian utara yang lahan pertanian dan rumahnya rusak karena banjir dengan kisaran kerugian ratusan juta rupiah.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD] Manggarai Timur, Petrus Subin mengatakan masih menunggu laporan setiap desa yang terdampak untuk membuat pernyataan bencana. 

“Format pernyataan bencana sudah disiapkan. Saat ini kami menunggu laporan dari desa terdampak.” katanya pada Rabu, 20 Maret di Lehong, pusat pemerintahan. 

Pernyataan bencana, kata dia, sebagai dasar koordinasi BPBD dengan Dinas Pangan, Dinas Sosial, Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

“Dinas-dinas ini punya otoritasnya masing-masing terkait penanganan bencana,” katanya.

Ia menjelaskan wilayah terdampak paling parah adalah Sambi Rampas dan Lamba Leda Utara, di mana rumah dan lahan pertanian warga teredam banjir usai hujan lebat pada 10-14 Maret.

Selain itu, kata dia, hujan selama berhari-hari itu juga memicu longsor di Kecamatan Lamba Leda Selatan, Lamba Leda Timur dan Lamba Leda, yang sudah ditangani dengan menurunkan alat berat untuk membersihkan material. 

Ia mengatakan saat ini pihaknya juga sedang menunggu Penjabat Bupati, Boni Hasudungan Siregar masuk kantor untuk menandatangani pernyataan bencana.

Petrus Subin, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Manggarai Timur. (Andre Babur)

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Matias M. Nasir mengatakan bencana itu telah dilaporkan ke Kementerian Sosial di Jakarta sehari setelah kejadian.

“Laporan itu melalui Balai Sentra Efata Kupang,” katanya.

Kendati demikian, kata dia, Sentra Efata Kupang juga sedang menunggu data-data dari dinasnya terkait jumlah warga terdampak.

“Staf dinas juga sudah turun ke lokasi bencana untuk mendata warga terdampak,” katanya.

Selain itu, kata Matias, Dinas Sosial juga membuka peluang donasi dan berharap bantuan yang terkumpul dapat membantu warga terdampak sesuai kebutuhan mereka saat ini. 

Sejumlah Wilayah Terdampak

Di Kecamatan Lamba Leda Utara, kata Camat Agus Supratman, tercatat 284 hektare sawah yang tergenang banjir sejak hujan lebat pada 10 Maret.

Persawahan terdampak itu, kata dia, milik 435 Kepala Keluarga [KK] yang tersebar di sejumlah desa.

Di Desa Satar Kampas, katanya, banjir bandang dan gelombang tinggi memicu terjadinya kerusakan pada rumah-rumah penduduk dan sejumlah perahu nelayan.

Dari 103 KK terdampak di desa itu, kata Supratman, 6 KK diantaranya mengalami kerusakan sawah dan lahan pertanian jagung. Mereka diperkirakan mengalami kerugian Rp.15 juta per KK.

Selain itu, kata dia, 7 KK yang berprofesi nelayan di desa itu mengalami kerusakan pada perahu dan sejumlah peralatan yang terhanyut, dengan kerugian berkisar Rp2 juta hingga Rp75 juta per KK.

Sementara itu 93 KK lainnya mengalami kerugian berkisar Rp1 juta hingga Rp15 juta per KK karena rumah yang rusak tergenang air, tambanya. 

Banjir, kata Supratman, juga membuat 423 rumah warga lainnya di wilayahnya tergenang air sehingga harus mengungsi ke salah satu bangunan gereja.

“Warga yang mengungsi langsung pulang ke rumah masing-masing.” katanya pada 15 Maret, “karena air sudah mulai surut.”

Ia mengatakan telah menyediakan bantuan darurat bagi warga terdampak, berupa mie instan, obat-obatan dan mobil tangki untuk persediaan air minum bersih. 

“Koordinasi dengan pemerintah daerah cukup lancar dan tinggal menunggu bantuan cadangan beras pemerintah,” ungkapnya

Bencana banjir itu juga melanda tiga desa dan dua kelurahan di Kecamatan Sambi Rampas, yaitu di Desa Nanga Mbaling, Nampar Sepang, Nanga Mbaur serta Kelurahan Ulung Baras dan Pota. 

Camat Sambi Rampas, Robert Nardi berkata banjir terjadi usai jebolnya saluran irigasi. 

Hal itu, kata dia, menyebabkan lahan pertanian dan sawah tergenang air dan berpotensi terjadinya gagal panen. 

“Ada sawah-sawah yang belum bisa ditanami padi karena tergenang air. Sebagiannya sudah ditanami, tetapi karena banjir terpaksa harus ditanami ulang,” ujarnya.

Ia memperkirakan warga mengalami kerugian ratusan juta rupiah karena berbagai kerusakan yang terjadi, mulai dari rumah yang runtuh hingga lahan pertanian yang terendam.

Ia memerinci, di Kelurahan Pota tercatat sebanyak 13 KK terdampak, satu diantaranya mengalami kerusakan tempat tinggal dengan kerugian Rp5 juta.

Sementara 12 KK lainnya, kata dia, terjadi kerusakan pada areal pertanian bawang merah dengan kerugian mencapai Rp10 juta per KK.

Di kelurahan itu, ia memperkirakan warganya total mengalami kerugian mencapai Rp125 juta.

Di Kelurahan Ulung Baras, kata Robert, 2 KK yang fundasinya rumah runtuh, dengan kerugian masing-masing mencapai Rp2 juta.

Sementara 4 KK lainnya, kata Robert, lahan pertanian jagung dan padinya tertimbun longsor, dengan kerugian mencapai Rp13, 5 juta. 

Di Kampung Logo, Desa Nanga Mbaling  3o KK terdampak mengalami kerugian berkisar Rp1 juta hingga Rp15 juta per KK, tambahnya 

Bencana banjir di kampung itu, menurut Robert, menyebabkan areal pertanian jagung dan padi milik warga dan sejumlah rumah penduduk mengalami kerusakan. 

Sementara warga terdampak di Desa Nampar Sepang tercatat 26 KK, di mana lahan pertanian jagung merah dan bawang merah rusak akibat banjir. 

Kerugian yang dialami berkisar Rp1,8 juta hingga Rp45 juta per KK, katanya

Di Desa Nanga Mbaur, kata dia, tercatat 28 KK terdampak dan mengalami kerugian berkisar Rp1 Juta hingga Rp12,5 juta per KK. 

Kerusakan yang dialami meliputi lahan pertanian jagung dan bawang merah, rumah, perabot rumah tangga hingga peralatan elektronik seperti laptop dan lain-lain, kata Robert. 

Ia mengatakan masih berupaya mencari rujukan regulasi yang tepat untuk menangani masalah bencana tersebut melalui Dana Desa. 

Kendati demikian, korban bencana banjir di wilayahnya belum menerima bantuan. 

“Bersyukur kemarin warga baru saja terima bantuan beras El Nino tahap dua,” katanya, menyinggung bantuan sosial pemerintah untuk keluarga miskin yang terakhir kali diluncurkan pada bulan lalu.

Editor: Ryan Dagur

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini