Pendidikan di NTT menghadapi tantangan teramat pelik, mulai dari level pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, dan penyelesaiannya tidak bisa hanya dengan kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi, yang tidak saja mengandung sejumlah masalah serius, juga diambil tanpa mekanisme demokratis.
Apakah banyaknya jam belajar dan jam sekolah jadi penentu perkembangan kualitas intelektual peserta didik sehingga pagi-pagi buta mereka harus sudah di sekolah sebagaimana yang saat ini diinginkan pemerintah di NTT?