Sebelum kasus Kapolres Ngada yang viral, ada banyak polisi di NTT yang tercatat kontroversial, seperti mabuk-mabukan, pukul warga lalu diselesaikan dengan minta maaf, melakukan pelecehan seksual, hingga aniaya jurnalis
Epy Rimo, imam Katolik yang juga direktur korporasi milik Keuskupan Maumere mengklaim sudah sejak lama merencanakan ‘pembersihan’ lahan yang hendak dikembangkan untuk usaha perkebunan kelapa
Tanpa perubahan paradigma pembangunan yang menempatkan manusia dan lingkungan sebagai subjek, narasi energi bersih di Flores sekadar pertarungan politik dagang, memperluas komodifikasi sumber daya alam dan menjamin jalur distribusi hasil ekstraksi untuk kepentingan pasar global
Kita perlu mengidentifikasi aspek budaya dan struktural yang membenarkan tindak kekerasan terhadap perempuan, lalu bersama-sama berupaya memperbaikinya - menuju dunia yang memperlakukan laki-laki dan perempuan secara setara
Sejumlah kasus pelecehan seksual terungkap di Flores dalam beberapa tahun terakhir, dengan pelaku orang-orang terdekat korban. Di Unika St. Paulus Ruteng sudah muncul mahasiswa yang berani melapor
Tidak ada senja kala untuk kolonialisme dan rasisme. Keduanya masih dipraktikkan hingga kini, termasuk lewat model pembangunan yang mendiskriminasi warga lokal
Tak hanya mengkritik pembesar, novel ini menghidupkan “dulce et utile,” istilah untuk menggambarkan karya sastra yang tidak saja menghibur tetapi juga memberi manfaat bagi pembacanya
Pernyataan Jokowi dinilai tidak sinkron dengan kebijakannya yang justeru mengalihfungsikan hutan yang diserahkan kepada Badan Otoritas Pariwisata Labuan Bajo Flores, mengabaikan protes warga
Banjir pada 4 April itu terjadi setelah pemerintah mulai mengerjakan beberapa proyek pariwisata di lokasi Hutan Bowosie yang telah dialihfungsikan menjadi kawasan bukan hutan untuk bisnis wisata lewat Peraturan yang dibuat Presiden Joko Widodo pada 2018. Ini merupakan kawasan karts dan hutan penyangga kota Labuan Bajo
Sejak awal, proyek dengan anggaran 42 miliar rupiah ini yang berada di Hutan Bowosie, penyangga kota Labuan Bajo diprotes publik karena membabat puluhan hektar wilayah hutan.
Di tengah upaya pemerintah pusat mempromosikan investasi 800 miliar rupiah untuk kawasan bisnis pariwisata di Hutan Bowosie, sejumlah pihak mengingatkan bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak memperhitungkan kepentingan pihak-pihak sekaligus menjadi semacam investasi masalah yang akan lebih pelik ke depan.
Sejak diperkenalkan pada 2018, proyek pariwisata di Hutan Bowosie menuai kritikan dari warga dan berbagai pegiat masyarakat sipil di Labuan Bajo, selain karena memberi karpet merah bagi para investor, kebijakan itu juga mengabaikan konflik agraria dengan warga lokal dan ancaman krisis ekologi.
“Pariwisata berkelanjutan kelas dunia yang berkualitas tinggi di jantung Flores,” demikian julukan BPO-LBF untuk lahan seluas 400 hektar yang dikuasainya di Hutan Bowosie, meminggirkan soal yang masih belum selesai; konflik lahan dengan warga, juga kecemasan ancaman krisis ekologi bagi Labuan Bajo.
Kawasan Hutan Bowosie yang menjadi penyangga kota Labuan Bajo ‘direbut’ banyak pihak, termasuk oleh Serikat Petani Indonesia. Ada ancaman masalah ekologi dan konflik yang menjadi bom waktu bagi kota pariwisata super-premium di ujung barat Pulau Flores itu.
"Membaca kasus Racang Buka, kita dapat menarik benang merah antara dominasi negara neoliberal dan penghancuran ruang hidup warga. Maraknya investasi sektor privat menunjukkan bahwa negara tidak lagi menjadi wadah penjamin kesejahteraan, tetapi malah menjadi racun bagi hidup warganya."